BOGOR, Beritapublik.co.id – Jaringan Indonesia Positif (JIP) mendukung kebijakan pemerintah mengakhiri AIDS di tahun 2030 atau Ending AIDS 2030.
Salah satu upaya yang dilakukan dengan cara mensosialisasikan program pemerintah mengenai Tes Viral Load (VL) HIV atau tes darah untuk mengukur keberhasilan orang dengan HIV dalam menjalankan pengobatan.
Sosialisasi dilakukan dengan menggelar media brief dengan sejumlah awak media dan komunitas yang di gelar di Grand Savero Bogor, Rabu, (30/08).
Dalam kesempatan tersebut, Advocacy Specialist JIP, Timatius Hadi mengatakan, pentingnya media brief dengan awak media agar informasi tentang Tes VL HIV bisa tersebar kepada masyarakat secara luas khususnya bagi orang dengan HIV.
“Kita ingin tes Viral Load ini informasinya sampai kepada masyarakat terutama bagi orang dengan HIV. Karena tes ini penting sekali untuk mengukur keberhasilan pengobatan mereka,” kata dia kepada Beritapublik.co.id saat ditemui disela- sela kesibukannya.
Masalahnya, banyak orang-orang dengan HIV enggan melakukan tes ini dikarenakan kurangnya informasi yang memadahi.
“Misalnya ada orang dengan HIV yang sudah menjalani pengobatan lama merasa tidak perlu melakukan tes. Padahal mereka harus tetap tes, paling tidak satu kali dalam setahun. Sedangkan untuk yang baru menjalani pengobatan selama satu tahun, harus dicek setiap enam bulan sekali,” kata dia.
“Harapannya temen-temen di komunitas bisa ikut mensosialisasikan tes ini. Memberikan informasi bahkan pendampingan,” pinta dia.
Soal kebijakan Ending AIDS 2030, pemerintah menargetkan agar 95 persen orang dengan HIV AID di Indonesia dari total estimasi 526.841 jiwa dipastikan mengetahui status HIV-nya dengan dilakukan testing menggunakan Viral Load, 95 persen orang dengan HIV mendapatkan pengobatan Antiretroviral (ARV) dan perawatan HIV serta 95 persen orang dengan HIV yang telah mendapatkan terapi ARV mengalami supresi virus yang dapat diketahui melalui tes Viral Load.
Sementara, data Kementerian Kesehatan per Desember 2022 orang dengan HIV yang mengetahui status HIV-nya dengan cara melakukan tes Viral Load baru mencapai 81 persen. Sedangkan yang sudah mendapatkan pengobatan ARV dan perawatan HIV sebanyak 42 persen. Adapun orang dengan HIV yang telah mendapatkan terapi ARV mengalami supresi virus yang dapat diketahui melalui tes Viral Load baru 20 persen.
“Makanya untuk suksesnya program ini diperlukan kordinasi dan sinkronisasi stakeholder yang ada,” pungkasnya. (Nia/Len)
Komentar