JAKARTA, Beritapublik.co.id – Melihat data yang dirilis Kementerian Komunikasi dan Informatika dari Januari sampai dengan April 2020, The Jakarta Institute (TJI) mengajak seluruh komponen masyarakat untuk pandai memilih dan memilah berita hoax yang beredar di media sosial ditengah pandemi COVID-19 melonjak.
Ajakan tersebut dibalut lewat conten video testimoni yang mencerdaskan dengan menghadirkan beberapa narasumber yang memiliki kapasitas tinggi dibidangnya.
Sumadi menjelaskan, jika kita melihat data dari Kemenkominfo selama empat bulan terakhir, ada 607 kasus hoax terkait Covid-19 yang beredar.
Pada Januari 2020 tercatat 40 kasus hoax, lalu 98 kasus lagi pada Februari, semakin meningkat dibulan Maret ada 266 kasus, dan 203 kasus lagi pada bulan April.
Melihat data-data tersebut, dirinya menilai bahwa perputaran hoax tentang pandemi ini terbilang cukup tinggi.
“Oleh karena itu kita semua harus bersatu melawan Covid-19 dan menjadi agen penstop penyebaran hoaks yang tidak kalah mengkhawatirkan dengan virus tersebut,” ungkap Sumadi selaku Direktur The Jakarta Institute ketika ditemui redaksi beritapublik.co.id di Jakarta, Sabtu, (16/5).
Lebih lanjut, Sumadi juga memaparkan bahwa hoax itu antara lain berupa pesan berantai terkait adanya bantuan voucher gerai minimarket saat PSBB, serta ragam aksi kejahatan setelah narapidana dibebaskan akibat pandemi Covid-19 ini.
Dirinya juga menilai bahwa hoax terkait Covid-19 yang terus berseliweran diyakini bisa merusak kepercayaan pada pemerintah dan pada sesama warga masyarakat.
Efek negatif yang mungkin muncul akibat hoax itu antara lain ketiadaan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah dan sulitnya memobilisasi orang-orang untuk satu kata dan perbuatan.
Padahal, Sumadi meneruskan, dibutuhkan keselarasan kata serta perbuatan untuk menghadapi pandemi COVID-19.
Kondisi tersebut, semakin rumit apabila polarisasi ideologi politik publik pada masa Pemilu ikut berpengaruh.
“Jika, hoax-hoax tadi dijadikan dasar, maka akan semakin banyak orang yang terinfeksi hingga meninggal,” kata Sumadi.
Oleh sebab itu, dirinya mengajak masyarakat untuk menonton video testimoni yang di buat The Jakarta Institute sebagai bahan referensi yang mengedukasi dalam menolak untuk menjadi penyebar hoaks.
“Mari kita tonton video yang sudah dibuat TJI karena sangat mengedukasi agar kita paham dalam memutus mata rantai penyebaran covid 19 serta hoaks selama pandemi ini,” imbaunya.
“Tujuannya memberikan wawasan yang sangat penting bagi kita. Dengan harapan kami semua bisa sadar dalam menangkal wabah ini,” pungkasnya. (Nil/Len)
Komentar