oleh

Anggota MPR RI, Rika Mariska Adakan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan Kepada Jamaah LDII

KOTA BEKASI – Anggota MPR RI, Rika Mariska melakukan sosialisasi empat pilar kebangsaan kepada Jamaah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Teluk Pucung, Bekasi Utara, Kemarin.

Menurutnya dalam membina keutuhan NKRI, kita hendaknya memperhatikan empat pilar kebangsaan. Yakni Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD Tahun 1945 sebagai konstitusi negara, NKRI sebagai bentuk negara, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.

Dia menjelaskan satu per satu dari empat pilar tersebut, bahwa pilar pertama Pancasila merupakan dasar dan falsafah bangsa yang menjadi pedoman kehidupan berbangsa. Pilar kedua, UUD 1945 sebagai konstitusi negara, pilar keempat NKRI, sebuah negara kesatuan yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, dan pilar ke empat Bhinneka Tunggal Ika yang memiliki makna berbeda-beda suku, agama, ras dan adat istiadat tetapi hidup berdampingan dengan rukun dan damai dalam kerangka NKRI.

“Tidak hanya tanggung jawab pemerintah dan DPR/MPR, tetapi juga kewajiban seluruh lapisan masyarakat untuk ikut menanamkan nilai-nilai ideologi Pancasila,” ujar legislator Fraksi PDI Perjuangan saat menjelaskan empat pilar kepada tamu undangan yang hadir dikegiatan yang berlangsung di Masjid Baitul Aziz, Kelurahan Teluk Pucung, Kecamatan Bekasi Utara itu.

Empat pilar kebangsaan, kata dia, sangat penting menghadapi permasalahan aktual dewasa ini. Misalnya tentang meningkatnya suhu politik jelang Pilkada serentak Juni 2018.

Dia mengatakan bahwa terdapat tantangan internal dan eksternal kebangsaan yang dihadapi termasuk soal pilkada. Tantangan internal berkaitan rendahnya pemahaman terhadap ajaran agama, otonomi daerah, SARA, pemberantasan korupsi dan tidak berjalannya penegakan hukum optimal.

“Tantangan eksternal itu sendiri berkaitan dengan globalisasi dan kapitalisme. Untuk menjawab itu semua maka mari perkokoh empat pilar untuk Indonesia. Saya yakin dengan empat pilar kita bisa melalui tantangan yang ada dan negara kita akan lebih maju. Dalam pilkada serentak masyarakat Kota Bekasi juga harus berperan daam menjaga  kebhinekaan,” kata dia.

BACA JUGA :  Polemik Mutasi Pejabat Pemkot Bekasi, Ini Tanggapan Legislatif

Lebih lanjut Rika Mariska menegaskan, Empat Pilar adalah salah satu gerakan merajut kembali Merah Putih demi bangsa dan negara.

“Hal tersebut sangat penting di tahun politik ini untuk menjaga agar pertarungan politik dan perbedaan pilihan tidak mengganggu kesatuan dan persatuan bangsa,” katanya

Ia juga mengajak masyarakat untuk bersyukur karena memiliki dua warisan besar berupa Pancasila dan UUD 1945. Caranya, adalah dengan menjaga keduanya.

Pancasila dan UUD 1945, keduanya yang ikut menjadikan Bangsa Indonesia menjadi satu. “Karenanya kesepakatan ini harus terus di jaga. Terutama saat ini, di tahun penyelenggaraan pilkada 2018 dan pemilu 2019,” imbuhnya.

Untuk itu, Ia mengungkapkan Pilkada serentak 2018 ini harus dijadikan momentum memilih pemilih yang bijak.

“Pilihlah pemimpin yang terbiasa dekat dengan rakyat, pemimpin yang memiliki kearifan,” tegasnya.

Ia mengatakan, sebenarnya keinginan rakyat secara keseluruhan sangat sederhana. Yaitu, hidup dengan baik, cukup makan dan anak-anaknya tetap bisa bersekolah, tanpa muluk-muluk harus menjadi orang kaya.

Ditempat yang sama, Ketua PAC LDII Teluk Pucung, Afif Fauzi, menambahkan bahwa sosialosasi empat pilar dalam forum keagamaan sangat penting.

Soalnya, bicara pancasila merupakan menggamblangkan butir-butir dalam ayat suci Al-Quran. Terlebih, diskusi pancasila sudah redam digaungkan dalam masjid-masjid atau tempat ibadah.

“LDII menganggap pancasila ideologi final, NKRI harga mati, dan kita pahami sesuai pesan Bung Karno bahwa apa yang ada di ayat-ayat suci Al-quran dan kita pahami nilai-nilai yang terkandung, ada kerukunan semangat gotong-royong sesuai agama islam,” tambahnya.

Sosialisasi empat pilar dianggap penting mengingat saat ini generasi muda sudah mulai melenceng dari ideologi-ideologi asing.

“Generasi muda saat ini dekat dengan setan gepeng atau handphone. Mereka mudah menangkap ideologi asing selain pancasila. Saat ini sudah saatnya bersama-sama tokoh agama, masyarakat untuk memberikan pendidikan pancasila,” tandasnya (Ben)

News Feed