DENPASAR, Beritapublik.co.id – Pemilihan Putera Puteri Cilik Indonesia (PPCI) dihelat di Bali didukung puluhan Fashion Designers Kenamaan Indonesia.
Melalui penerapan protokol kesehatan (Prokes) 3 M, yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menjauhi kerumunan.
Penunjukan sebagai penyelenggara bagi calon model ini ditandai melalui pemotongan pita di Bali, Sabtu (10/10).
Setelah sukses melakukan Audisi Online Pemilihan Putera – Puteri Indonesia 2020 yang diikuti ratusan peserta dari Seluruh Indonesia, Acara Puncak siap digelar Di Bali.
Peresmian tersebut ditandai dengan pengguntingan pita oleh Komisaris Utama Putera Puteri Cilik Indonesia, Ibu Lenny Hartono, sebagai seremonial di mulainya rentetan kegiatan menuju Malam Puncak Grand Final PPCI 2020.
Acara peresmian tersebut dilaksanakan di salah satu Hotel Bintang 5 di Bali dengan Menerapkan Protokol Kesehatan Sesuai Standart yang ditetapkan Pemerintah.
Tidak tanggung – tanggung salah satu rangkaian kegiatannya yaitu mengundang 10 Fashion Designers Kenamaan Indonesia Untuk Fashion Show Di Acara Tersebut. Kemudian, mana Nantinya Para Finalis PPCI 2020 akan menggunakan rancangan dari para designers tersebut.
Terlihat para Designers memperagakan busananya antara lain, Athan Siahaan,Awang Kagunan, Eko Tjandra, Tari Made Dedi Bahtiar, Lenny Hartono, Rachel Wang Ukke, Inggi Kendran, Yayan Arsa.
Para designer nantinya akan menjadi Official Designers Pemilihan Putera Puteri Cilik Indonesia 2020.
Dengan mengusung tema “The Mystical of Bali”. Pasalnya, kegiatan berlangsung saat pandemi Covid -19, pemilihan Putra Putri Cilik Indonesia digelar melalui semi virtual dan sangat ketat menjalankan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, serta mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer (3M), bahkan tanpa audiens.
Komisioner Utama Putra Putri Cilik Indonesia (PPCI) 2020, Lenny Hartono dalam sambutannya mengatakan, ajang Putra Putri Cilik Indonesia ini resmi terdaftar di Kemenkumham.
Menurut wanita yang akrab disapa Lenny ini, kedepan para juara akan menjadi Brand Ambassador dari brand fashion para designer ternama di Indonesia.
“Tujuan kami mengadakan ajang bergengsi ini untuk mencari bakat berpotensi dunia modeling se-Indonesia termasuk dari kalangan kurang mampu, dengan memberi subsidi bagi yang memiliki bakat dan potensi,” kata Lenny.
Dipilihnya Bali, lanjut Lenny, tidak lepas dari banyak potensi-potensi dan talenta anak- anak di Bali. Hanya saja selama ini, mereka minim mengikuti pemilihan ajang berbakat serta jam terbang ke luar Bali.
Sehingga, Lenny ingin memberikan kesempatan dan memberikan akses untuk mengejar impian menjadi model profesional.
Sementara itu, Konseptor Athan Siahaan menegaskan, konsep Putra Putri Cilik Indonesia ini berbeda dengan ajang fashion show pada umumnya. Pasalnya, dalam ajang tersebut ada sesuatu yang berbeda yang kemudian menjadi output untuk didapatkan oleh para peserta setelah berhasil menjadi pemenang atau masuk grand final.
Dijelaskan pria yang akrab disapa Athan ini, konsep yang jelas yakni, mengangkat bakat-bakat muda yang dimiliki oleh anak-anak diangkat agar bisa eksis didunia modeling dan entertainment. Jadi, pihaknya membawa puluhan designer ternama dari Jakarta untuk fashion show yang akan digunakan oleh para Putra-Putri Cilik Indonesia 2020.
Sementara itu, Athan Siahaan yang juga sebagai Designer ternama, mengatakan, dalam situasi pandemi, seleksi dari Putra Putri Cilik Indonesia 2020 sudah berakhir, dimana seleksi dilakukan secara online, sedangkan untuk grand final direncanakan pada 10 hingga 12 Desember mendatang, dimana Bali diberikan kesempatan tuan rumah pada ajang bergengsi yang baru pertama kali digelar.
Sebanyak 34 peserta dari seluruh Indonesia yang diwakili 1 orang dari satu provinsi akan bersaing menunjukkan bakat yang dimiliki oleh Putra Putri Cilik Indonesia yang berusia mulai dari 5 tahun hingga 12 tahun.
“Bagi para pemenang pada ajang ini kedepannya diajak kerjasama untuk brand yang dimilikinya dan para designer yang terlibat hari ini dan langsung akan dikontrak,” Minggu, (11/10).
Meskipun masih dalam masa pandemi, lanjut Athan, tidak menutup kemungkinan untuk terus melakukan kreativitas dan berkarya untuk mengangkat kearifan lokal yang ada di Indonesia.
“Acara ini dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat, seperti menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer (3M), dan yang terpenting tidak melibatkan audiens,” tegasnya.
Guna menghindari kerumunan, pada peresmian tersebut, hanya orang tua model, tim dan peserta. “Bagi yang ingin menyaksikan acara ini bisa diakses atau ditonton langsung pada channel YouTube,” pungkasnya. (Nia/Len)
Komentar